Skip to main content

Posts

Tetangga

Tetangga..... Pagi ini aku masih mengantuk, padahal matahari sudah mulai tinggi. Jika ini jam delapan, berarti untuk orang kebanyakan sudah masuk waktu siang. Tapi aku sangat senang, karena hari ini hari minggu. Aku tidak perlu berangkat pagi bersepeda ke sekolah dan bisa main seharian. Kurasa aku akan bermain dengan kucing di halaman depan. Aku bersyukur Ibuku mengatur taman rumah kami sedemikian sehingga aku bisa bermain. Halaman depan rumah kami ada teras bercat putih yang salah satu sisinya dibuat teralis kayu. Tempat tumbuhan sulur berwarna hijau merambat, jika musim semi ada bunga warna ungu berbentuk lonceng yang mekar. Di sudut halaman depan ada kolam ikan koi. Mereka gemuk-gemuk, sama seperti aku. Setiap pagi dan sore aku yang memberi mereka makan, sebelum dan sepulang dari sekolah yang berjarak dua kilo meter dari rumahku. Dan ayah, membuat ayunan yang digantung di salah satu ranting besar pohon di pojok kiri rumah kami. Aku sering bermain disana. Kadang menggo
Recent posts

Catatan Perjalanan - Gunung Lembu Purwakarta

Ini cerita sudah lama, tapi daripada cuma mengendap di folder, mumpun lagi meeting dan rada free jadi bisa gini gitu #loh  chekidot    Goes To Purwakarta Berprinsip “Pantang libur panjang tanpa lanjalan”, saya akhirnya trekking lagi, walau Cuma trekking ke gunung mini, Gunung Lembu setelah setahun gak kemana-mana karena masih proses recovery bantalan sendi lutut yang robek awal tahun 2015 lalu. Sebenernya sih belum sembuh total, tapi udah lumayan banget buat aktivitas, termasuk di banting di aikido :’ Setelah trip ke pulau sangiang oleh Udin Organizer, kali ini lanjalan lagi ke Gunung Lembu di Purwakarta. Inget banget tahun lalu udah ada rencana ke Gunung Lembu, yang bikin Udin juga trus Khalida, Ibos dan Rijal rencananya ikut pas aku masuk grup mereka langsung komen, “Itu lututnya sembuhin dulu” akhirnya dengan ngedumel saya unduru diri dari grup waktu itu. Eh ternyata trip nya gak jadi juga dan baru kesampaian awal tahun 2016. Karena jarak yang cukup dekat, jadila

Payung Hujan - Above 3000 Meters

“Katanya malam ini akan ada hujan meteor Perseid” “Oiya?” “Kata berita yang kubaca sebelum kemari” “Karena itu kita disini?” . . . Samudera awan sore itu mulai pudar. Senja yang begitu jingga merajahi padang rumput yang hijau dan luas - alasan kenapa tempat itu disebut sabana. Perempuan hujan, masih berdiri disana, dengan baju merah muda, kali ini dengan celana cargo dan sepatu gunung - menatap mega yang membuatnya merasakan sesuatu yang dia sebut rindu. Sesekali menengok ke belakang dan mendapati Merapi berdiri gagah disana. Jauh tapi begitu dekat. Dan ketika matanya tertutup sembari menghirup senyawa di sekelilingnya, ada wangi yang tak biasa. Bersumber dari sosok tinggi di sampingnya. Lelaki hujan, masih berdiri disana, dengan kaus hitam dan kemeja kotak – kotak yang lengannya digulung hingga siku, kali ini berwarna biru sedang menutup mata menirukan perempuan di sebelahnya. . . . “Kau menirukanku?” kata perempuan hujan “Tidak” balas lelaki hujan lalu menjulurkan li

Catatan Perjalanan - Gunung Guntur yang Hangat (Part 2)

Semangka di Puncak Gunung Guntur Bikin istigfar dan bikin persediaan air mendadak tipis. Untung bawa semangka. Yup kami bawa semangka ke puncak Guntur untuk dinikmati disana. Apalagi kalau bukan atas prakarsa Mas Zam yang level imajinasi terhadap kuliner di gunung sangat liar. Mendaki sekitar satu setengah jam, kami sampai di puncak 1. Pemandangan yang terlihat adalah – kabut. Hahaha iyalah, kalau mau sunrise harus dini hari summitnya. Di puncak 1kami pecah itu semangka. Setengah kami makan. Jalur pos 3 ke puncak satu menurut saya yang paling berat. Lima menitan di puncak 1 kami menuju puncak 2. Jalurnya didahului dengan jalan landa kemudian menanjak lagi. Hahaha. Gak kalah serunya dari nanjak di awal. waktu tempuh sekitar 1 jam ke puncak 2. Disana ada tugu GPS dari ITB, menandakan posisi tertinggi. Sayangnya, vandalism terjadi bahkan seniat itu sampai puncak gunung. Tugu dan batu dicoret-coret. At that point kalau saya liat ada yang nyorat-coret bakal langsung saya koshinange t

Catatan Perjalanan - Gunung Guntur yang Hangat (Part 1)

Kaki ini masih linu, lutut juga masih kelu. Tapi daripada aku lupa perjalananku, kutulis catatan ini untukmu. Rencana naik gunung pasca Lembu awal bulan Januari lalu sebenarnya sudah banyak, tapi seperti yang sudah-sudah, berakhir wacana. Mulai dari yang diajak gak jelas maunya apa, sampai agenda-agenda dadakan yang bikin Sindoro harus menunggu. Gak lagi-lagi ngajak kalong insomnia. Pas gak diajak, ngambek. Giliran diajakin gak konfirmasi. #AkuGakBisaDigituin  Hadiah Kenaikan Tingkat Prinsip saya adalah, Pantang long weekend tanpa jalan-jalan. Jadi setelah rencana Sindoro/Sumbing gagal, segera melipir nyari alternatif lain sekitaran libur imlek. Nemu satu yang menarik di website BPI. Si empunya hajat bernama Zam yang merencanakan Shared Cost ke Guntur dan Tegal Panjang. Awalnya pas saya hubungi full kuota. Tapi out of the blue hari Selasa pas latihan Aikido di Mayapada, Mas Zam ini ngirim pesan yang katanya masih ada slot untuk gabung. #AkuTerharu, Entah karena lagi latihan

Review Gear - Deuter Aircontact 50+10 SL

Sekali-kali bikin catatan yang agak berguna bagi dunia persilatan. Demi pelaksanaan hobi jalan-jalan yang lebih nyaman terkendali, akhirnya (mau gak mau) saya musti beli yang namanya carrier. Benda satu ini memang vital banget buat orang-orang yang suka lanjalan utamanya lanjalan menyusuri tanjakan. Berhubung belakangan lagi seneng naik – naik gunung lucu, saya memutuskan untuk beli carrier sendiri. Selama ini carrier modal pinjem temen yang malah seneng carrier nya dipakai. Hahahakkk... #dasarbenalu  Beberapa minggu memilih dan memilah, lihat review sana sini, Udah sampai level browsing toko outdoor yang jualan carrier yang lebih nyaman di kantong juga. Sempat nanya-nanya carrier merk dalam negeri Consina dan Cozmeed demi menyelamatkan dompet dari derita kekeringan. Cukup hati adek yang kering, Bang. #bah Dan hingga ujungnya, pada suatu minggu pilihan saya jatuh pada Deuter Aircontact 50 + 10. Bahahahhaa....  Kalau kata Dimitri, kak iim emang suka random kaya gitu.  M

Review Gear Hi-Tec Lima Sport WP Womens

Deripade mosi gegara presentasi project di luluh lantakkan sama bos besar yang kemarin maunya kita ngerjain A dan pas presentasi maunya B, mending saya nulis yang agak guna buat masa depan nusa dan bangsa.  Kali ini saya mau ngasih review gear naik gunung yang menemani kehidupan percintaan saya dengan alam. Soalnya udah lelah mengharapkan percintaan sama manusia #eaaaah #nasibjomblo   Jadi si benda yang akan saya review ini adalah footwear yang emang khusus buat naik gunung yang sudah beberapa kali menemani saya menyusuri lembah dan pinggiran tebing, namanya Sweety, sepatu gunung keluaran Hi-Tec woman series.      Source : hi-tec.com Asalnya saya beli ini karena mau-gak mau. Mau beli barangnya karena pada saat itu saya belum punya sepatu gunung dan kemana-mana mengandalkan sandal gunung sebagai alas kaki, tapi gak mau belinya soalnya harganya relative mahal buat budak kapitalis kaya saya. HIksss….  Setelah bertirakat dan sholat istikhoroh, akhirnya pada sua